Presiden MPR RI dorong produsen kosmetik rumahan go international

TIMEINDONESIA, JAKARTA – Presiden MPR dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Soesatyo bersama Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, pemilik PT Ratansha Purnama Abadi Iwa Wahyudin dan Heni Purnamasari meresmikan pembuatan Unit PT Ratansha Purnama Abadi di Kabupaten Sumedang. Terdiri dari dua gedung, gedung A untuk produksi dan laboratorium dan gedung B untuk pengemasan dan penyimpanan.

PT Ratansha Purnama Abadi bergerak dalam bidang pemasaran obat-obatan kecantikan dan oles, dengan kapasitas produksi 16 ton kosmetika dan 3,5 ton obat oles per hari.

“Sebagai pembeli, pengusaha dan warga Sumedang, Iwa Wahyudin dan Heni Purnamasari telah memberikan kontribusi besar bagi sistem keuangan Sumedang serta perekonomian nasional. Mereka memiliki lahan hingga 4 hektar, dimana 1,2 hektar telah digunakan untuk pabrik, sisanya dikembangkan menjadi kawasan industri, perdagangan kecantikan yang tergabung untuk memproduksi obat-obatan, makanan olahan, obat-obatan tradisional, suplemen makanan dan kebutuhan kesehatan lainnya. . . tempat tinggal. , sehingga berpotensi menampung 3.000 hingga 3.500 karyawan dari Sumedang dan sekitarnya," kata Bamsoet usai peresmian unit manufaktur PT Ratansha Purnama Abadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (13/10/ 2022).

Turut hadir Indra Setiawan, Kapolres Sumedang AKBP, Rezki Aditya, Konsultan Apotek Selebriti, Brigjen Pol (Purn) Mufti Djusnir, Ina Rachman, Sekjen Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), Ina Rachman, Direktur Sumedang Dadang Dinas Kesehatan Sulaeman, Camat Pamulihan Ai Sofiah dan Kepala Desa Haurgombong, Dadang.

Ketua DPR RI ke-20 itu membenarkan kehadiran PT. Menghirup udara kontemporer khususnya terkait ketenagakerjaan, Ratansha Purnama Abadi menginspirasi optimisme dan memperpanjang pemulihan finansial dari pandemi Covid-19. Pada saat yang sama, pertumbuhan pesat dari bisnis kosmetik domestik dipromosikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspansi sektor kosmetik yang meliputi industri farmasi, kimia, dan obat tradisional telah mencapai 9,61 persen pada tahun 2021.

“Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan, jumlah perusahaan kosmetika meningkat dari 819 menjadi 913 perusahaan pada periode 2021 hingga Juli 2022. Departemen Perdagangan melaporkan ekspor produk kosmetik kecantikan meningkat 18% tahun- pada tahun. Lebih dari 50% pasar ekspor produk kecantikan Indonesia telah diekspor ke negara-negara Asia setara dengan Thailand. , Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang, India dan ekspor India ke China,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar menjelaskan, dengan pesatnya perkembangan perdagangan kosmetik, paradigma konsumen terhadap kosmetik juga berubah. Pertama-tama, pembeli cenderung lebih memilih produk kecantikan bercahaya daripada efek lain seperti memutihkan dan anti-penuaan. Survei yang dilakukan Inventory-Alvara pada Januari 2022 mengungkapkan bahwa pilihan produk kecantikan jenis ini mencapai 39,6%.

Kedua, kesan pembatasan mobilitas selama pandemi Covid 19 yang menyebabkan perubahan model bisnis dengan saluran penjualan yang lebih pendek melalui e-commerce atau langsung ke pembeli. Penelitian Inventory-Alvara menemukan bahwa keputusan pembelian konsumen untuk pembelian langsung dari toko resmi lebih tinggi sebesar 49,1% dibandingkan preferensi mereka untuk pembelian dari toko offline sekitar 37 persen.

“Saya yakin, dengan kapasitas maksimalnya, PT Ratansha Purnama Abadi akan mampu mewujudkan ketiga paradigma konsumsi tersebut dengan memperkenalkan produk kecantikan berkualitas tinggi, terlindungi dan agresif,” tutup Bamsoet. (*)